Kamis, 09 April 2020

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH BERBASIS KLASTER DI KOTA MALANG

Saya ingin katakan bahwa membuat kalimat pembuka blog yang menarik tidaklah mudah. Butuh latihan dan kerja keras. Tapi begitu kamu faham rumusnya, dengan mudah kamu bisa copy paste (copas) rumus itu.
Formula membuat pembukaan blogpost ini sudah membantu saya meningkatkan pengunjung di website saya, dan meningkatkan waktu membaca audiens di blog saya. Tentu ini pada akhirnya akan membantu meningkatkan ranking di Google.
Tantangan eksternal yang dihadapi dalam pengembangan industri adalah semakin menguatnya
keterbukaan ekonomi internasional atau globalisasi. Era globalisasi mengakibatkan seluruh industri
daerah berhadapan secara langsung, baik di pasar domestik maupun internasional, dengan tingkat
persaingan yang semakin tajam. Kondisi ini menuntut setiap daerah meningkatkan daya saingnya.
Daya saing negara harus ditumpukan pada daya saing daerah sehingga daerah-daerah di Indonesia perlu mengembangkan keunggulan kompetitifnya melalui pemilihan dan pengembangan produk unggulan daerah. Pemilihan produk unggulan dari suatu wilayah akan berimplikasi wilayah tersebut berkonsentrasi pada produk tersebut sehingga wilayah tersebut menjadi terspesialisasi, pembinaan lebih fokus, efisien,dan efektif sesuai dengan potensi daerah untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh suatu daerah, yang berarti meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah.
Permasalahannya perencanaan pengembangan industri daerah berbasis pada produk unggulan
belum dilakukan oleh setiap daerah di Indonesia, meskipun telah diamanatkan dalam Perpres Nomor 28 Tahun 2008. 

Demikian juga dengan perencanaan pembangunan industri di Kota Malang. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang selaku instansi yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan industri di daerah, hingga saat ini belum ada kajian
pengembangan produk unggulan daerah Kota Malang Demikian juga pada dokumen perencanaan SKPD (Renstra) Disperindag maupun RPJMD Kota Malang belum mencantumkan fokus pengembangan industri berbasis pada produk unggulan daerah atau kompetensi inti industri daerah. Kondisi ini menjadikan dasar bagi pelaksanaan penelitian ini, yaitu untuk melakukan identifikasi produk unggulan daerah Kota Malang sebagai tahap awal dari pengembangan industri berbasis kompetensi inti industri daerah untuk Kota Malang.

Sebagian besar usaha kecil dan rumah tangga dari sub sektor manufaktur yang sama membentuk
jaringan dan mengelompok secara spasial dan disebut sebagai klaster atau industrial district. Menurut
Marshall (1919) dalam Kuncoro (2007) mendefinisikan industrial district sebagai suatu klaster produksi yang terspesialisasi secara geografis dan mewakili daerah industri tradisional yang umumnya ditemukan di daerah pedesaan atau company towns.

Demikian juga yang terjadi di Kota Malang dimana sebagian IKM non formal tergabung dalam
kluster atau sentra industri. Sentra industri kecil di Kota Malang yaitu sentra rotan Balearjosari, sentra tempe dan keripik tempe Sanan, sentra emping jagung Pandanwangi, sentra mebel Tunjung Sekar, sentra keramik Dinoyo, sentra gerabah Penanggungan dan sentra sanitair Karangbesuki. Banyaknya jenis klaster industri yang berkembang di Kota Malang menunjukkan bahwa Kota Malang memiliki potensi klaster industri kecil yang cukup besar. Keberadaan klaster memberi manfaat yang besar dalam pengembangan ekonomi daerah, seperti diungkapkan dari hasil penelitian Bappenas (2004) bahwa pendekatan klaster secara signifikan mampu meningkatkan ekonomi daerah dengan cara yang lebih efektif dan efisien serta mempercepat pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan. Memperhatikan besarnya potensi klaster IKM di Kota Malang dan manfaat klaster dalam pengembangan ekonomi daerah, maka identifikasi produk unggulan Kota Malang difokuskan pada produk-produk yang dihasilkan oleh klaster- klaster IKM di Kota Malang.

Model pengembangan klaster industri mengadopsi konsep berlian (diamond) yang diajukan oleh
Michael Porter (1990,1998). Model ini memberikan pemahaman tentang apa yang terjadi di dalam klaster maupun tentang persaingan yang terjadi di dalamnya. Menurut Porter, faktor-faktor yang memicu inovasi dan pertumbuhan klaster adalah : 
(1) Kondisi Faktor : faktor-faktor produksi yang sudah ada/dimiliki suatu klaster industri, seperti sumber daya manusia (tingkat kualifikasi, biaya tenaga kerja, komitmen dll), sumber daya material (sumber daya alam, vegetasi, dll), sumber daya pengetahuan, sumber daya modal, dan infrastruktur yang relevan untuk persaingan di industri tertentu; 
(2) Permintaan sektor domestik atau pelanggan-pelanggan lokal. Semakin maju suatu masyarakat dan semakin kuat pelanggan dalam negeri, maka industri akan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas produk atau melakukan inovasi guna memenuhi keinginan pelanggan lokal yang tinggi. Namun dengan adanya globaisasi, kondisi permintaan tidak hanya berasal dari lokal tapi juga luar negeri; 
(3) Industri pendukung dan terkait, akan meningkatkan efisiensi dan sinergi dalam klaster. Sinergi dan efisiensi dapat tercipta terutama dalam transaction cost, saling berbagi teknologi, informasi maupun kemampuan tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh industri atau perusahaan lainnya; 
(4) Strategi, struktur, dan persaingan, tingkat persaingan antar industri lokal yang lebih memberikan motivasi dibanding persaingan dengan pihak luar negeri, dan “budaya” lokal yang mempengaruhi perilaku masing-masing industri dalam melakukan persaingan dan inovasi.

Selain empat faktor tersebut, Porter juga menambahkan perlunya peran pemerintah serta keterbukaan peluang. Peran pemerintah sangat penting, karena pemerintah dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh empat faktor di atas, baik secara positif maupun negatif. Peran pemerintah yang terpenting adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui penyusunan kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan usaha yang terkait dengan pengembangan Klaster (Porter, 1990)

Identifikasi produk unggulan daerah menurut beberapa penelitian terdahulu dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti location quotient (Nusantoro, 2011; Alian dan Ciptomulyo,2013) dan Analythical Hierarchy Process (Subagyo dan Wahyudi, 2008; Depperin, 2009, Pono, 2010; Nurcahyo, 2011; Bank Indonesia, 2013; Rahab et al., 2013). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode AHP lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasi produk unggulan daerah, sehingga dipilih sebagai metode identifikasi produk unggulan dalam perencanaan pengembangan produk unggulan daerah berbasis klaster di Kota malang.

Tahap kedua dalam perencanaan pengembangan ekonomi lokal menurut Blakely and Bradshaw
(2002) adalah memilih strategi pengembangan ekonomi lokal meliputi: menetapkan tujuan dan kriteria, mempelajari berbagai alternatif tindakan, mengembangkan strategi yang ditargetkan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta alokasi sumber daya (Chandler, 1962 dalam Rangkuti, 2005). Titik awal penting untuk merancang strategi pengembangan adalah identifikasi peluang, tantangan dan kondisi internal sumberdaya yang dimiliki. Selain itu juga diperlukan perumusan tujuan perencanaan pengembangan ekonomi secara jelas. Perencanaan pengembangan suatu wilayah atau kawasan harus didekati berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal dan sekaligus mengantisipasi perkembangan eksternal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
 (1) mengidentifikasi dan
menentukan kriteria-kiteria untuk menentukan produk unggulan daerah berbasis klaster IKM di Kota
Malang; 
(2) menentukan produk unggulan daerah berbasis klaster; 
(3) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan pengembangan klaster/sentra produk unggulan baik dari faktor internal maupun faktor eksternal berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) maupun ancaman (threat); 
(4) menyusun strategi prioritas perencanaan pengembangan klaster/sentra produk unggulan berdasarkan potensi, kemampuan dan kendala yang ada.

Terimakasih sudah membaca artikel saya yang bertemakan; STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Edith Project - ESA141 Motivasi Usaha EU004 6494

    EDITH PROJECT Saya akan membahas mengenai Edith Project. Ia merupakan salah satu orang jenius di dunia yang dikenal luas karena Edith Pr...