THE JOHARI WINDOW
The Johari Window atau yang biasa dikenal dengan Jendela Johari
dikembangkan oleh Joseph Lufh dan Harry Ingham (sehingga bernama Johari). The
Johari Window merupakan kerangka analisis
hubungan yang menggambarkan sebuah jendela yang mencerminkan ‘jendela
komunikasi dan transformasi’ dalam proses memberi dan menerima umpan balik,
baik berbentuk informasi, pujian maupun kritik dari orang lain untuk
kepentingan pengembangan kepribadian seseorang.
The Johari Window merupakan hubungan dari pola berikut ini :
· Daerah Pribadi Terbuka (Open Self)
Merupakan
jendela saya tahu dan orang lain tahu, yaitu orang mengenal dirinya sendiri dan
orang lain. Open self merupakan bagian diri yang menyajikan semua informasi,
perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang diketahui oleh
diri pribadi dan orang lain. Pada keadaan hubungan seperti ini, terdapat
keterbukaan, kesesuaian, dan sedikit alasan untuk bersikap defensif (ngotot).
Daerah ini merupakan daerah ideal yang mencerminkan kepribadian seseorang yang
mau menberi dan menerima saran dan kritik dari orang lain. Makin kecil bagian
open self, makin buruk komunikasi berlangsung.
·
Daerah Pribadi Buta (Blind Self)
Merupakan daerah ‘Saya tidak Tahu’ dan ‘Orang lain Tahu’,
sehingga daerah ini disebut daerah buta (Blind Self). Dalam daerah ini, orang
mengenal pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Daerah ini
mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik, tetapi tidak mau
menerima saran/kritik orang lain. Kepribadian yang keras kepala dan cenderung defensif.
Adanya daerah buta menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
·
Daerah Pribadi Tersembunyi (Hidden Self)
Merupakan daerah ‘Saya Tahu’ dan orang lain ‘tidak tahu’
sehingga daerah ini disebut daerah tersembunyi. Daerah ini berisi segala
sesuatu mengenai diri pribadi yang diketahui diri yang bersangkutan hanya untuk
dirinya sendiri. Denagn kata lain, orang mengenal dirinya sendiri tetapi diri
orang yang bersangkutan tidak dikenal oleh orang lain. Hasilnya adalah bahwa
orang tersebut tetap tersembunyi dari orang lain karena rasa takut
terhadap kemungkina reaksi orang lain. Pribadi yang pada posisi ini akan
menjaga sikap, pemikiran dan perasaannya sebagai sesuatu yang rahasia.dan tidak
akan membuka kepada orang lain. Daerah ini mencerminkan kepribadian yang hanya
mau meminta saran/informasi dari orang lain, tetapi tidak mau sedikit berbagi
saran dengan orang lain.
· Daerah Pribadi tak dikenal (Undiscovered Self)
Merupakan daerah ‘Saya Tidak Tahu’ dan ‘Orang Lain Tidak Tahu’, sehingga daerah ini disebut daerah misteri (unknown area). Secara potensial merupakan situasi yang paling eksplosit. Orang tidak mengenal, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Pribadi pada daerah ini memperlihatkan perasaan, pemikiran maupun tingkah lakubaik dirinya maupun orang lain tidak tahu.
LEADERSHIP
Setiap pemimpin
tentunya memiliki karakteristik tertentu agar dapat memimpin bawahannya dengan
baik. Jangan lupa sebagai seorang pemimpin, komunikasi harus bisa menciptakan
keselarasan interaksi antara seorang pemimpin dengan para bawahannya. Tim
senantiasa mencerminkan pemimpinnya. Jangan lupa bahwa komunikasi yang baik
bukanlah komunikasi satu arah. Komunikasi tidak boleh bersifat top-down atau
bergaya diktator. Pemimpin terbaik akan mendengarkan, mengajak, dan mendorong
partisipasi anggota.
Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika
dari self- awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita.
Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini
berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian
dari proses komunikasi. Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep
Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela.
Apabila seseorang menghendaki segala ide, perasaan, maupun tingkah lakunya diterima oleh orang lain maka daerah I (daerah terbuka) harus terbuka lebar. Dan janganlah terlalu berharap akan penghargaan tinggi terhadap diri dari orang lain. Suatu cara penurunan ‘pribadi tersembunyi’ dan peningkatan ‘pribadi tebuka’ adalah melalui proses penyingkapan diri (membuka diri), yaitu dengan lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan informasi diri kepada orang lain. Untuk mengurangi ‘pribadi buta’ dan pada saat yang sama meningkatkan ‘pribadi terbuka’ seorang individu haruslah mau menerima masukan dari orang lain, dan menggunakan umpan balik tersebut untuk meningkatkan ataupun merubah pribadi dirinya sendiri.
Seorang pemimpin memiliki empat mode kerja, yang bisa ia
lakukan secara berganti-ganti dan adaptif. Dan untuk setiap mode, ia perlu instrumen
yang tepat. Agar sebuah organisasi bisa tumbuh dan mencapai tujuannya dengan
baik, maka paling tidak ada empat aspek yang harus dilakukan:
·
Organisasi: membentuk organisasi dan kulturnya.
Ini mengumpulkan orang, membentuk norma, menetapkan nilai-nilai,
·
Bisnis: Menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
Ini menetapkan siapa yang hendak dilayani, dan apa target-target utamanya
(mencari dan memelihara pelanggan).
·
Program: Mencari kumpulan tindakan dan sikap
(tugas, jadwal dan sebagainya). Ini membuat program, daftar milestone,
tugas-tugas, jadwal, alokasi resources, serta memonitor pelaksanaannya.
·
Usaha: Melakukan usaha. Ini mengerjakan
tugas-tugas sesuai jadwal.
Keempat hal tersebut harus dijalankan dalam organisasi. Untuk itu sang pemimpin harus bekerjasama dengan staf nya. Mana yang harus dilakukan oleh pemimpin dan mana yang harus dilakukan oleh staf.
Seorang
pemimpin harus dapat fleksibel dan adaptif. Bergantung situasi, ia bisa bekerja
dalam satu dari empat mode berganti-ganti:
1. Mode Konten: pemimpin
melakukan tugas 1, 2, 3, dan 4 sekaligus.
2. Mode Sikap: pemimpin
melakukan tugas 1, 2, dan 3. Sedangkan tugas 4 dikerjakan oleh staf.
3. Mode Hasil: pemimpin
melakukan tugas 1 dan 2. Sedangkan tugas 3 dan 4 dikerjakan oleh staf.
4. Mode Konteks: pemimpin melakukan tugas 1. Sedangkan tugas 2, 3, dan 4 dikerjakan staf.
Saat memimpin tim, Maxwell menyarankan agar
menjadikan standar di bawah ini sebagai pedoman ketika berkomunikasi dengan
anak buah:
1. Tetaplah
konsisten. Anggota tim selalu frustasi pada pimpinan yang tidak mampu
membuat keputusan. Gordon Bethune memperoleh dukungan tim ketika memimpin
Continental Airlines karena konsisten komunikasinya. Anak buahnya yakin mereka
bisa mengandalkan dirinya dan ucapannya.
2.
Berkomunikasilah dengan jelas. Tim
tidak akan dapat melaksanakan rencana kita jika tidak tahu apa yang kita
inginkan. Jangan coba-coba menyilaukan siapa pun dengan kecerdasan Anda.
Buatlah orang terkesan dengan kejujuran Anda.
3. Jagalah
kesopanan. Setiap orang layak diperlakukan dengan santun, apa pun
posisi orang itu dan bagaimana riwayat Anda dengannya. Dengan bersikap sopan
terhadap anak buah, Anda membawa keselarasan bagi organisasi secara
keseluruhan.
Jangan lupa, karena Anda seorang pemimpin, komunikasi Anda
harus bisa menciptakan keselarasan interaksi antara para anak buah. Tim
senantiasa mencerminkan pemimpinnya. Jangan lupa bahwa komunikasi yang baik
bukanlah komunikasi satu arah. Komunikasi tidak boleh bersifat top-down atau
bergaya diktator. Pemimpin terbaik akan mendengarkan, mengajak, dan mendorong
partisipasi anggota tim.
KESIMPULAN
DARI JENDELA JOHARI
Apabila seseorang menghendaki segala ide,
perasaan, maupun tingkah lakunya diterima oleh orang lain maka daerah I (daerah
terbuka) harus terbuka lebar. Dan janganlah terlalu berharap akan penghargaan
tinggi terhadap diri dari orang lain. Suatu cara penurunan ‘pribadi
tersembunyi’ dan peningkatan ‘pribadi tebuka’ adalah melalui proses
penyingkapan diri ( membuka diri), yaitu dengan lebih mempercayai orang lain
dan mengutarakan informasi diri kepada orang lain. Untuk mengurangi ‘pribadi
buta’dan pada saat yang sama meningkatkan ‘pribadi terbuka’ seorang individu
haruslah mau menerima masukan dari orang lain, dan menggunakan umpan balik
tersebut untuk meningkatkan ataupun merubah pribadi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar